Narator:
Benih diskriminasi di Amerika sebenarnya berawal dari perbudakan. Sejak orang-orang Eropa datang ke benua Amerika, kemerdekaan mereka dirampas, mereka diculik dan diperdagangkan serta dipekerjakan tanpa upah.
Adegan pembuka
Setting : Gereja
Ayah King: Saudara-saudara sekalian, kita dikumpulkan Tuhan di sini untuk bersekutu dalam doa. Kita sebagai umat Tuhan adalah satu. Tak ada hal apapun yang membeda-bedakan kita. Kita harus memperjuangkan hak kita sebagai seorang manusia yang memiliki derajat sama satu sama lain.
Jemaat: Tuhan bekerja atas kita! AMIN !!
King kecil: (bertanya dengan polos) Ibunda, diskriminasi itu apa?
Ibu King: Sayang, diskriminasi itu adalah hal yang menyakitkan. Selama ini, kaum kita dibedakan dengan orang kulit putih.
King kecil: Kenapa kita dibedakan, Ibunda?
Ibu King: Karena setelah terjadi perang, orang kulit putih berhasil diberikan hak istimewa untuk hidup terpisah dengan kaum kita.
King kecil: Maksudnya apa Ibunda? Mengapa kita harus dipisahkan dengan kaum kulit putih?
Ibu King: UU itu membenarkan pemisahan, Sayang. Kita tidak diperbolehkan bersekolah di sekolah-sekolah kaum kulit putih, juga pergi di Gereja yang terpisah. Ibunda berharap suatu saat nanti kamu bisa memperjuangkan kaum kita menjadi kaum yang sederajat dengan orang kulit putih.
King kecil: Iya Ibunda..
Narator: Sebenarnya waktu ibunya menjelaskan mengenai hal diskriminasi, King Kecil yang baru berusia 5 tahun belum mengerti sepenuhnya tentang hal tersebut. Sampai saat yang menyakitkan itu tiba. Hari itu di sekolah King...
King kecil: Ayo kita main bersama, John !
John: Ayo King! Kita main apa?
Ibu John: JOHNNN!!! Sini kamu!! Aduh sayang, jangan dekat-dekat anak kulit hitam itu!!
Dan kamu! Jangan pernah kamu coba main dengan anak saya! Mengerti?
Narator : Setelah kejadian itu, barulah King tahu apa itu diskriminasi.
King kecil: Ibundaa...huhuhuhuhuhu (menangis)
Ibu King: Ada apa sayang??
King kecil: Ibu John tidak memperbolehkan John bermain dengan orang kulit hitam seperti aku..
Memang apa salahku menjadi orang kulit hitam?
Apakah orang kulit hitam seperti kita hanya dilahirkan untuk menjadi budak mereka, tidak
boleh menjadi teman mereka??
Ibu King: Tidak sayang... Jangan berpikir seperti itu, karena jika kamu tidak pernah berpikir seperti seorang budak, tak akan ada seorang pun yang bisa membuat kamu menjadi budak. (katakan dengan penekanan)
Narator: King sudah memasuki masa remaja. Perbedaan pun dirasa semakin menyakitkan. Perasaan ini timbul setelah King mengalami kejadian ini saat usianya 15 tahun. Saat itu King baru saja menjadi juara lomba pidato dan sedang perjalanan pulang dalam sebuah bus kota.
Ibu guru: King, Ibu bangga sekali padamu. Kamu adalah kebanggaan sekolah ini.
(efek suara menegangkan)
Orang kulit putih: Hei, kalian orang kulit hitam. Kami mau duduk! Kalian berdiri saja! Cuih!
King remaja: Apa maksud kalian?
Orang kulit putih: Orang kulit hitam seperti kalian harusnya berdiri, kami orang kulit putihlah yang harusnya duduk
King remaja: Jadi maksud kalian kami tidak punya hak untuk duduk? Kami rasa semua orang yang sudah membayar, mempunyai hak untuk duduk di bis ini.
Narator: Karena penolakan King, terjadilah keributan antara King dan orang-orang kulit putih itu selama dua jam dan baru berhenti setelah gurunya menenangkan King. Kejadian berikutnya makin membuat King merasakan paitnya dibedakan dengan orang kulit putih. Saat itu King baru saja selesai mengikuti magang di musim panas di ladang-ladang pertanian di Connectitut.
Teman King: Ayo kita makan!
King: Ayo, sepertinya di situ ada restoran yang ramai.
(menuju ke restoran)
Begitu masuk ke restoran, langsung terdengar bisik-bisik para pengunjung restoran yang
semuanya adalah orang kulit putih,
Pemilik restoran: Hei, kami tidak menerima pengunjung berkulit hitam. Apa kalian buta, restoran ini hanya diperuntukkan untuk orang-orang kulit putih!
Narator: Mendengar penghinaan itu, King berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia harus berjuang melawan perbedaan. Berkat tekad dan usaha kerasnya, pada usia 26 tahun, King terpilih sebagai presiden MIA yaitu organisasi para pendeta di Montgomery, Alabama. Melalui kesempatan ini, King memperjuangkan persamaan hak orang kulit hitam dan orang kulit putih.
Narator: Tanggal 1 Desember 1955 terjadilah sebuah peristiwa yang membuat Martin Luther King marah. Sejak saat itu ia semakin gencar untuk melakukan pergerakan nyata untuk menyamakan kedudukan orang negro di mata hukum.
Orang Kulit putih: Heh nenek tua! BANGUN! Aku mau duduk! Jadi kamu minggir saja!
Rosa Parks: Maaf anak muda, aku sudah duduk di kursi ini lebih dulu.
Orang Kulit putih: Aku nggak mau tahu! AKU MAU DUDUK DI SITU!!!!
Rosa Parks: Tapi kakiku sedang cenat-cenut.
Orang Kulit putih: Baiklah kalau itu maumu. (pergi untuk memanggil petugas di dalam bis)
Petugas(datang menghampiri Rosa Parks): Maaf, Anda harus memberikan kursi ini pada tuan itu. (menunjuk orang kulit putih)
Rosa Parks: Kau lihat sendiri aku duduk disini dulu dan kakiku sedang sakit, tidakkah ada belas kasihanmu padaku?
Petugas : Sebagai orang negro sebaiknya anda menurut saja. Jika anda tetap bersikeras, kami bisa melaporkan anda kepada polisi. (nada mengancam)
Rosa Parks : Jika memang itu yang akan kalian lakukan, terserah kalian. Karena kurasa aku tidak melakukan satu pun kesalahan. (cuek)
Petugas: Anda akan menyesal.(Pergi meninggalkan Rosa Park, dan menelepon polisi)
(Bus berhenti, para penumpang lain bertanya-tanya ada apa)
(Polisi masuk, dan menghampiri Rosa Parks)
Polisi : Nenek peot, mari ikut aku ke kantor polisi.
Rosa Parks: Tunggu sebentar, kenapa aku harus ikut dengan anda?
Aku tidak melakukan kesalahan apapun.
Polisi: Maaf, tapi saya mendapat laporan untuk menangkap anda.
Orang kulit putih: Sudahlah, cepat tangkap saja dia, pak! Aku jijik melihatnya! Ih Ih (sambil kembali berdandan di kursi bis)
Setting: Di kantor polisi
Rosa Parks(nada memohon): Pak, tolong jangan, Ini benar-benar tidak adil.
Polisi: Oke, anda boleh pergi sekarang.
Rosa Parks: SERIUS LO?
Polisi: IYA DONG CINNN, kalau ada malaikat turun datang membawa segebok uang, baru anda saya lepaskan. HAHA (sambil tetap memegangi tangan Rosa untuk mengantar ke kantor polisi)
Atasan Rosa Parks(muncul tiba-tiba): Saya yang akan menjamin dia. Jadi bebaskan dia sekarang juga!
Narator: Setelah kejadian itu, Atasan Rosa Parks meminta bantuan Martin Luther King untuk membagi-bagikan selebaran mengenai kejadian Rosa Parks di kalangan kaum kulit putih, dan banyak kaum negro yang mendukungnya.
Narator : Pada saat yang bersamaan King memimpin aksi protesnya, mogok menggunakan bus,
King: Kita semua berkumpul disini untuk menyerukan keadilan bagi kaum kita, bangsa kulit hitam. Kita akan memboikot bus kota dan mogok menggunakan bus sampai aspirasi kita didengar
Pengikut: SETUJU!!!!!!
Setting: Jalan Tempat King berdemo
Reporter berita: Ya, pemirsa dapat anda lihat disini, sudah 381 hari mereka mogok dan memboikot bus kota.
Narator: Akhirnya keluarlah penghapusan UU Segresi di bus kota. Namun ternyata untuk mendapatkan hasil ini, pemimpin mereka Martin Luther King harus merasakan keluar masuk penjara.
Kini setelah King benar-benar dikenal masyarakat luas dan mendapat dukungan dari beberapa orang kulit putih, Ia harus berhadapan dengan kelompok anti perubahan, yaitu Klux Klan (KKK). King mencari cara untuk dapat melawan aksi anarkis KKK, namun bukan dengan kekerasan. Melainkan dengan meminta bantuan pada Presiden Eisenhower agar beliau membantu warga negro di Selatan.
King: Pak, tolonglah kami. Perbuatan orang kulit putih sudah benar-benar keterlaluan. Kami sudah tidak bisa mentolerir kekerasan yang mereka lakukan kepada kami. Kami benar-benar menuntut hak yang sama dengan orang-orang kulit putih.
Presiden: Maaf King, kami tidak bisa membantu kaum negro karena akan semakin banyak orang kulit putih yang memprotes hal ini, dan aku tidak mau reputasiku sebagai presiden turun hanya karena mambela kaum negro seperti kalian.
Narator: Melihat kenyataan bahwa Presiden pun menolak untuk membantunya,maka King berpikir keras langkah apa lagi yang harus dia ambil untuk tetap dapat membantu kaumnya.
King(berpikir sendirian)(monolog): Jika Presiden saja sudah tidak mau membantu kaumku, maka kurasa aku yang harus membantu kaumku sendiri. Tapi bagaimana caranya?
Mungkin aku harus menjadi presiden untuk menghentikan semua diskriminasi ini.
Narator: Dengan pemikiran tersebut King memutuskan untuk mencalonkan dirinya sendiri sebagai presiden. Ia mengantongi dukungan dari 115 pimpinan kaum negro.
Keberanian King mencalonkan diri sebagai presiden kulit hitam pertama, membuatnya terpilih sebagai ”The Man of The Year” oleh majalah TIME.
Jurnalis TIME: Bagaimana perasaan anda terpilih sebagai ”The Man of The Year”?
King: Jelas saya senang sekali. Saya tidak menyangka bahwa saya dianggap pantas menjadi ”The Man of The Year”.
Jurnalis TIME: Tapi sayang, Anda tidak terpilih sebagai presiden kulit hitam pertama Amerika
King: Saya rasa itu jalan Tuhan. Jika memang Tuhan belum berkehendak, seberapa keras usaha dan keinginan saya, maka hal itu tidak akan terjadi.
namun saya yakin, ada rencana Tuhan yang lebih besar dalam perjalanan hidup saya.
Narator: Nama King semakin bersinar. Pengikutnya tidak hanya kaum negro, kaum kulit putih pun ikut mendukungnya.
Saat JFK menjadi presiden, ia mulai mempersiapkan UU hak asasi manusia dan perlunya persamaan hak demu keadilan.
Akhirnya pada tanggal 28 Agustus 1963, King menyampaikan pidato yang menggunggah hati banyak orang.
Subscribe to:
Posts (Atom)